Kegiatan
peledakan pada massa batuan mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
a.
Membongkar
atau melepaskan batuan (bahan galian) dari batuan induknya.
b.
Memecah
dan memindahkan batuan
c.
Membuat
rekahan
Bahan
peledak merupakan sarana yang efektif sebagai alat pembongkar batuan dalam
industri pertambangan. Oleh karena itu perlu dimanfaatkan sebagai barang yang
berguna, disamping juga merupakan barang yang berbahaya. Untuk itu dalam
pelaksanaan pekerjaan peledakan harus hati-hati sesuai dengan peraturan dan
teknik-teknik yang diterapkan, sehingga pemanfaatannya lebih efisien dan aman.
Teknik
peledakan yang dipakai tergantung dari tujuan peledakan dan pekerjaan atau
proses lanjutan setelah peledakan. Untuk mencapai pekerjaan peledakan yang
optimum sesuai dengan rencana, perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut
:
a.
Karakteristik
batuan yang diledakkan
b.
Karakteristik
bahan peledak yang digunaka
c.
Teknik
atau metode peledakan yang diterapkan.
Suatu
proses peledakan biasanya dilakukan dengan cara membuat lubang tembak yang
diisi dengan sejumlah bahan peledak; dengan penerapan metode peledakan,
geometri peledakan dan jumlah bahan peledak yang sesuai untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan.
Parameter Rancangan
Peledakan
Parameter rancangan peledakan
merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan dan pelaksanaan peledakan
lapisan penutup, adapun parameter yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Ketinggian teras (bench height)
Ketinggian teras biasanya ditentukan oleh parameter di
lapangan misalnya jangkauan oleh peralatan bor dan alat gali-muat yang
tersedia. Tinggi jenjang disesuaikan dengan kemampuan alat bor dan diameter
lubang, dimana jenjang yang rendah dipakai diameter lubang kecil sedangkan
diameter lubang bor besar utnuk jenjang yang tinggi. Penerapan tinggi jenjang
dilapangan bervariasi, tergantung dari posisi endapan bahan galian.
2. Diameter lubang ledak (hole diameter)
Untuk mencapai tingkat penyebaran energi yang baik
digunakan diameter lubang peledakan (mm) yang sebanding dengan ketinggian teras
(m) dikalikan 8, atau didasarkan pada ketersediaan alat bor yang dipakai.
Secara umum diameter lubang akan sedikit lebih besar daripada diameter mata bor
yang mengakibatkan kepadatan pengisian lebih tinggi.
3.
Burden
Burden adalah jarak dari lubang peledakan ke bidang
bebas yang terdekat. Penentuan burden tergantung pada densitas batuan, densitas
bahan peledak (bahan peledak yang digunakan), diameter bahan peledak atau
diameter lubang peledakan, dan fragmentasi yang dibutuhkan. Peledakan dengan
jumlah row (baris) yang banyak, true burden tergantung penggunaan bentuk pola
peledakan yang digunakan. Bila peledakan menggunakan delay detonator, tiap-tiap
baris delay yang berdekatan akan menghasilkan free face yang baru.
4.
Spacing
Spacing adalah jarak diantara lubang tembak dalam baris
(row) yang sama, tegak lurus terhadap burden, baik untuk nomor delay yang sama
maupun beda waktu delaynya. Distribusi energi optimum diperoleh apabila jarak
lubang sebanding dengan dimensi burden dikalikan 1,15 dan polanya disusun
dengan konfigurasi yang berselang-seling. Jika spacing lebih kecil daripada
burden, cenderung mengakibatkan stemming injection yang lebih dini.
5.
Stemming
Stemming adalah penempatan material isian (cutting
pemboran) di atas bahan peledak pada lubang peledakan untuk menahan energi,
mencegah terjadinya gelombang tekanan udara (air blast) dan batuan melayang
(flying rock) yang disebabkan tekanan gas-gas hasil ledakan. Ukuran stemming
secara umum dapat ditentukan dengan cara dimensi burden dikalikan dengan
0,7.
Di lapangan, biasanya material stemming yang digunakan
adalah cutting pemboran, yang menjadi masalah adalah pada saat musim hujan;
untuk mengisi lubang ledak dengan material stemming, susah karena basah. Lubang
ledak yang basah membutuhkan material stemming yang lebih banyak untuk
pengungkungan energi bahan peledak daripada lubang ledak yang kering, karenanya
perlu ditentukan pengungkungan relatif (relative confinement = RC) dari suatu
bahan peledak sehingga energi dapat tertahan dengan baik. Faktor pengungkungan
relatif bersifat sangat spesifik terhadap lokasi, tergantung pada kondisi
geologi di sekitar lubang peledakan. Secara umum pengungkungan relatif harus
lebih besar dari 1,4 untuk mencegah hilangnya energi yang terkungkung secara
berlebihan.
6.
Subdrilling
Subdrilling merupakan jarak pemboran lubang
peledakan yang berada di bawah dasar
teras (jenjang). Subdrilling perlu untuk menghindari problem tonjolan (toe)
pada lantai, karena dibagian ini merupakan tempat yang paling sukar diledakkan.
Dengan demikian gelombang ledak yang ditimbulkan pada lantai dasar jenjang akan
bekerja secara maksimum. Peledakan dengan subdrilling memberikan
tegangan tarik yang cukup besar pada dasar jenjang, selain itu juga mengurangi
keterikatan dengan bagian lainnya yang menyebabkan bagian dasar mudah hancur
dan tidak terjadi tonjolan (toe). Secara umum panjang subdrilling dapat
ditentukan paling tidak 0,3 ~ 0,5 kali panjang burden.
7.
Kedalaman
Lubang Ledak
Merupakan dimensi tinggi teras ditambahkan dengan
dimensi panjang subdrilling
8.
Volume
Hasil Ledakan
Volume hasil ledakan merupakan dimensi burden (B)
dikalikan dengan jarak lubang dalam satu row yang sama (S) serta dikalikan
dengan ketinggian teras (H). Satuan volume hasil ledakan dinyatakan dalam bank
cubic metric (BCM), untuk mendapatkan volume dalam satuan Ton,
dikalikan dengan densitas batuan.
9.
Kepadatan
Pengisian
Kepadatan pengisian merupakan jumlah bahan peledak
setiap satuan panjang, sama dengan 0,000785 dikalikan dengan densitas bahan peledak
dikalikan dengan kuadrat diameter bahan peledak.
10.
Blasting
Ratio
Blasting ratio adalah jumlah berat bahan peledak setiap
volume hasil ledakan. Penerapan blasting ratio di lapangan jarang tepat karena
pengaruh pengisian bahan peledak.
11.
Konfigurasi
Pola Lubang Peledakan
Hal ini tergantung pada diameter lubang ledak,
sifat-sifat batuan, sifat-sifat bahan peledak, tinggi jenjang dan hasil yang
diinginkan. Pada umumnya ada tiga jenis pola peledakan yang sering diterapkan,
yaitu pola persegi panjang (rectangular), pola bujur sangkar (square), dan pola
selang-seling (staggered).
1.
Kepekaan
Lokasi
Kondisi lokasi di sekitar lokasi peledakan dalam hal
prakiraan getaran dan tingkat getaran yang diperbolehkan pada struktur terdekat
2.
Fragmentasi
yang diperlukan
Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran
dari pecahan batuan setelah peledakan. Fragmentasi yang dibutuhkan tergantung
pada kegunaan dari pecahan batuan hasil peledakan tersebut. Untuk mendapatkan
fragmentasi batuan yang diinginkan maka perlu diatur suatu pola peledakan,
sehingga energi dari bahan peledak dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
3.
Perpindahan
tumpukan material hasil ledakan (muckpile)
Arah perpindahan tergantung pada jalur daya tahan
paling kecil yang dapat ditelusuri energi bahan peledak, dimana urutan delay
dapat mengendalikan arah dan tingkat perpindahan material hasil ledakan pada
rancangan peledakan yang tepat (stemming yang baik, distribusi energi yang
tepat, toe yang kecil, dll).
4.
Pengendalian
dinding
Interval delay yang terlalu singkat antara lubang dalam
satu baris dan antar baris dapat menyebabkan overbreak yang berlebihan.
5.
Geologi
Batuan berlapis-lapis dengan kohesi terbatas dapat
bergeser sehingga menyebabkan patahnya bahan peledak. Sedangkan batuan besar
yang banyak retakannya dapat mengalirkan gas bahan peledak ke semua arah
sehingga meningkatkan potensi terjadinya cutoff. Batuan yang lunak
memerlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan perpindahan sehingga diperlukan
waktu yang lebih lama antara baris-baris untuk mengendalikan pecah yang
berlebihan.
6.
Kondisi
air
Batuan jenuh (lubang peledakan yang terisi air) dapat
meneruskan tekanan air dari titik peledakan ke daerah-daerah di sekitarnya
(water hammer). Tekanan ini dapat menyebabkan decoupling isi bahan
peledak atau meningkatkan densitasnya sampai ke titik yang tidak memungkinkan
peledakan (deadpressed)
7.
Bahan
peledak yang digunakan
Produk bahan peledak dengan densitas yang lebih besar
(> 1,25 g/cc) yang menggunakan udara tersirkulasi untuk mengatur kepekaan,
mudah terkena dead pressing dari
peledakan lubang peledakan yang berdekatan.
8.
Sederhana
Rancangan yang rumit akan memerlukan waktu tambahan
untuk menghubungkan dan mengevaluasi rangkaian (dengan memeriksa penyambungan
pada konfigurasi delay)
9.
Biaya
Dengan meningkatnya tingkat kerumitan rancangan, biaya
biasanya akan meningkat. Biaya ini harus dipertimbangkan berdasarkan biaya
modifikasi rancangan lain agar diperoleh efisiensi biaya.
Untuk menyempurnakan rancangan
peledakan, dapat dilakukan dengan merancang kembali rangkuman data, tentang :
1.
Jarak
batu-batuan melayang (fly rock)
2.
Fragmentasi
yang dihasilkan
3.
Getaran
dan airblast (getaran udara dari hasil peledakan) yang ditimbulkan
4.
konfigurasi
tumpukan tanah (muckpile)
5.
kemudahan
penggalian
6.
bahan
peledak yang gagal meledak
7.
sumber
material oversize dan overbreak
8.
kinerja
peledakan
9.
biaya
keseluruhan dari pemboran, peledakan, dan penggalian
10.
mengendalikan
getaran
11.
Mencegah
batu-batu melayang dan hilangnya energi
12.
melindungi
lapisan bahan galian
The Best Casino Websites for Android - ChoGra
ReplyDeleteWant 서울특별 출장안마 to get started? Choose from hundreds of different casino websites, to find 부천 출장마사지 the best games 토토 사이트 and casino games and slots you 구미 출장안마 love at 경주 출장안마 ChoGra Casino.