My Store Amazone

http://astore.amazon.com/tambangvetera-20

Tuesday, 22 July 2014

Perencanaan Tambang



Bab. 1  PERENCANAAN DAN PERANCANGAN



1. Perencanaan Tambang

Ditinjau dari segi teknik, perencanaan berarti penentuan persyaratan teknik dalam mencapai sasaran kegiatan serta urutan teknik pelaksanaan berbagai macam anak kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan tersebut. Perencanaan terikat oleh rangka waktu dan  mencakup kegiatan penelitian awal, studi kelayakan, analisis persoalan, rancangan, program, konstruksi pengawasan, dan pemeliharaan.

Pada dasarnya perencanaan dapat dibagi dua yaitu

  • Perencanaan Strategis yang mengacu pada penentuan sasaran secara menyeluruh, strategi pencapaiannya serta penentuan cara waktu dan biaya 
  • Perencanaan  Operasional menyangkut teknik pengerjaan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan serta terikat pada sistem keuangan.

Dari itu perencanaan tambang adalah proses perumusan secara menyeluruh beberapa kemungkinan konsep dasar dan aturan kegiatan penambangan yang akan dilaksanakan yang selanjutnya menjadi dasar bagi pihak pengelola dalam mengambil keputusan.



2.Rancangan Tambang

Rancangan adalah suatu kegiatan dalam menentukan spesifikasi dan bentuk dari barang jadi yang akan dibuat (dan tidak terikat pada fungsi waktu senbagaimana perencanaan). Ada dua tingkat perancangan yaitu

  • Rancangan Konsep adalah suatu rancangan untuk menciptakan barang jadi, paralatan atau sistem yang dibuat atas dasar analisis dan perhitungan secara garis besar saja dan barang yang akan dibuat tersebut hanya dipandang dari sudut fungsinya saja. Data yang digunakan masih berupa data asumsi berdasarka pengalaman. Rancangan ini pada umumnya digunakan pada prerhitungan atau penentuan di awal kegiatan dan ditahap awal penyusunan perencanaan.
  • Rancangan Rekayasa adalah rancangan yang telah memuat perincian, teknik pembuatan,  pelaksanaan serta spesifikasi alat dan bahan.







Bab. 2  TAHAPAN PERENCANAAN TAMBANG




 Tahapan Perencanaan Tambang

            Tujuan utamanya adalah bagaimana upaya mencapai sasaran program secara optimum (maksimum produksi dan minimum biaya).

  • Perhitungan Metalurgi

Data mentah dari lubang bor, percontoh lain atau data kadar dari tes metalurgi dimasukkan ke komputer dalam bentuk perhitungan seperti analisis screen “metalurgical balance” dan dirangkup membentuk “hole data”

  • Perhitungan Cadangan Bijih

Dalam perhitungan cadangan informasi yang biasa digunakan pada setiap blok adalah

    1. Tonase waste, bijih, dan produkta
    2. Kadar waste, bijih, dan produkta
    3. Ketebalan, elevasi, densitas, dan statistik lainnya.
    4. “Y ardage ratio” dan “concetration ratio”





  • Economic Pit Limit

Dapat dihitung sekarang dan akan datang untuk menghasilkan produksi pada biaya minimum yaitu dengan menggunakan informasi yang dikembangkan dari program cadangan bijih dan batasan-batasan ekonomis dan fisis.

Adapun metodenya adalah merinci ciri setiap lubang/blok secara berurutan terhadap batasan-batasan nisbah (kupasan) dan biaya sampai suatu garis “pit limit” dapat ditentukan.

  • Rencana Produksi

Diasumsikan untuk setiap unit produksi. Untuk setiap blok dan interval waktu penambangan dapat ditentukan urutan penggalian, kapasitas pabrik, batasan-batasan peralatan (laju penggalian, faktor-faktor operasi dsb). Dari itu dapat diketahui informasi seperti tonase, kadar dan nisbah yang lain, sehingga dapat dihitung dan dirangkumkan.

  • Pencampuran (Blending/Mixing)

Untuk setiap unit produksi maka laju produksi, kadar dan besaran-besaran lainnya harus dibandingkan secara linear sesuai peryaratan pabrik dan pasar. Jika pencampaian tidak optimum, maka perlu penjadwalan produksi, perencanaan tambang, pencampuran dan diubah sampai mencapai rencana.

  • Ongkos Penambangan

Dapat dihitung pengolahan bijih berdasarkan rencana produksi sesuai standart (perusahaan) untuk menetapkan jumlah pekerja, tenaga (ahli/biasa), perawatan, overhead cost untuk memindahkan satu yard lapisan OB/Ore







Bab. 3  PERTIMBANGAN DASAR PERENCANAAN TAMBANG




            Ada 3 pertimbangan dasar yang harus diperhatikan dalam perencanaan suatu tambang (Soderberg & Rausch 1986, Atkison 1983) yaitu pertimbangan ekonomis, teknis, dan geologis. Tapi yang paling mendasar adalah penentuan pit limit (Mathieson 1982) yang menekankan pentingnya pengembangan suatu tahapan penambangan yang optimal dan penjadwalan produksi yang tepat selama umur tambang. Alasannya bahwa “Cash Flow” awal pada 5 – 10 tahun pertama penambangan akan beresiko > dibandingkan keuntungan ekonomis hasil pit limit yang diramalkan 20 tahun kemudian.

  1. Pertimbangan Ekonomis

Pembahasan materinya meliputi:

1.      COG (Kadar Batas)

2.      Stripping Ratio

3.      Penentuan “SR” pada berbagai bentuk cebakan bijih

4.      Penentuan BESR

5.      Equivalent Yardge

Ad.1 COG (Kadar Batas) ialah

1.      Kadar endapan bahan galian terendah yang masih memberikan keuntungan bila ditambang.

2.      Kadar rata-rata terendah dari endapan bahan galian yang masih menguntungkan bila ditambang.

Dapat pula memberikan perubahan kadar batas dan kadar rata-rata, serta tonase bijih yang mana akan mempengaruhi modal, replacement cost, perolehan tambang, umur tambang, dan ongkos operasi. Dari itu dapat diambil keputusan layak tidaknya ditambang dengan menentukan batas-batas, besar cadangan serta perlu/tidaknya pencampuran.

Kadar pada blok material yang dapat mengembalikan Operating Cost, pengolahan, pemasaran diluar Cost OB disebut Break Even Mining COG. Sedangkan khusus blok material yang kadarnya dibawah mining cost bisa diolah bila menutupi cost pengolahan dan pemasaran.

Ad.2 Stripping Ratio (Nisbah Pengupasan) ialah


Perbandingan antara tonase waste yang harus dipindahkan terhadap 1 ton bijih yang ditambang. Menurut Jennings dan Black SR ada 2 yang harus dibedakan yaitu

1.      Overall SR (R), berapa volume waste yang harus dipindahkan untuk menyingkap 1 volum unit bijih.

2.      Intantaneous SR (R), biaya operasional volume waste tambahan yang harus dipindahkan untuk menyingkap satu volume bijih. Jika diasumsikan seluruh badan bijih kadarnya sama, maka

Poc = rVF – Ra – b - c

            Keterangan:

            Poc      =Keuntungan pervolume unit pit

r           =Pendapatan dari mineral yang terkandung

V         =Kadar bijih

a          =Ongkos pengupasan  pervolume unit waste (penggalian,pengangkutan,penimbunan,dan lain-lain)

b          =Ongkos penambangan dan pengangkutan pervolume bijih

c          =Ongkos pengolahan pervolume unit bijih dan ongkos penjualan atas mineral yang dikandungnya

F          =Prosentase kandungan mineral berharga yang dapat diekstraksi

Ad.3 Penentuan SR pada berbagai bentuk cebakan

Ad.4 Break Even Stripping Ratio (BESR)

            Untuk analisis kemungkinan sistem penambangan yang akan digunakan ;

a.       Tambang terbuka

b.      Tambang dalam

1.      BESR (Overall Stripping Ratio)

Perbandingan antara biaya penambangan bawah tanah dengan penambangan terbuka

                        ( A – B ) / C = D

A = Biaya penambangan secara bawah tanah / ton bijih

B = Biaya penambangan secara tambang terbuka / ton bijih

C = Ongkos pengupasan tanah penutup / ton waste

Artinya hanya bagian endapan yang mempunyai BESR < D yang dapat ditambang secara tambang terbuka (menguntungkan)

Langkah selanjutnya , setelah dilakukan akan ditambang secara tambang terbuka, maka untuk rencana penambangan digunakan rumus:

2.      BESR (Economic Stripping Ratio)

Berapa besar keuntungan yang akan diperoleh bila endapan bijih ditambang secara tambang terbuka

                             


            E = Pendapatan / ton bijih

            F = Ongkos produksi / ton bijih

            G = Ongkos pengupasan OB / ton waste

3.      BESR

            Bila keuntungan minimal dimasukkan dalam perhitungan

                                    BESR = E – (F + H) /G

            H = Keuntungan minimal / ton bijih yang diharapkan



2. Pertimbangan Teknis

    Ad.1 Dimensi Jenjang

Penentuan dimensi jenjang (Lebar (W), Panjang (lb), Tinggi (H)) harus mempertimbangkan :

1.      Ukuran peralatan (angkut, muat, bor)

2.      Kemantapan lereng

3.      Geometri peledakan (kalau ada)

Dimensi jenjang dipengaruhi oleh penentuan Ultimate Pit Slopenya

1.      Lebar Jenjang (w)

Ø  Pit and Quarries, 1967.p32

Oleh US Army Engineerings dengan asumsi bahwa lebar minimal jenjang produksi setidak-tidaknya sama dengan penjumlahan lebar alat-alat yang digunakan

            W min = Y + wt +Ls + G + wb

W min    = Lebar jenjang produksi minimum

W t       = Lebar alat angkut

Ls         = Lebar alat muat tanpa boom

G         = Floor cutting radius

Wb       = Broken muck

Ø  Melincov & Chesnokov

(Safety in open cost mining, 1909 p 119-126)

            W min = A + G + Rs + 4Wh + Ld + (n * B)

n * B   = Lebar jenjang untuk pemboran

n          = Jumlah baris (Row)

B         = Burden

Ld       = Lebar alat bor

4Wh    = Wt , Lebar alat angkut

Rs        = Jarak antara sumbu alat muat dengan dipper saat swing 360o

G         = Jangkauan “boom” saat berada pada lantai dasar

A         = Wb (Broken muck)

Ø  K. Ghandi

(Estimasi bench design parameters for open cut excavation, 1964)

            W min = Rs + G + Wt + Z

Z          = Wb ( Broken muck)







PERENCANAAN DAN RANCANGAN TERBUKA



Definisi

Parameter

Pertimbangan

Faktor-faktor penting dalam mendesign pit:

Ø  Geologi

Ø  Kadar
  • Luas endapan

  • Topografi

  • Batas tanah milik

  •  Laju produksi

  • Tinggi jenjang

  • Kemiringan lereng

  • Kemiringan jalan

  • Biaya penambangan, biaya pengolahan (kalau ada)

  • Perolehan metal

  •  Pemasaran

  • Strip ratio

  • Cut off grade

ü  Design

1.      Tinggi jenjang

      Bergantung pada sifat fisik daripada endapan

                    Ketinggian antara 15 m (49 ft) untuk tembaga

                                                    1 m (3,3 ft) untuk uranium

2.      Kebutuhan derajat selectivitas dari bijih dan waste ditentukan dengan menggunakan peralatan muat, kecepatan produksi, ukuran dan jenis peralatan pada tahap produksi serta kondisi iklim

3.      Kemiringan pit

Membantu dalam menentukan jumlah waste yang harus digali sebelum menambang ore.

- Dinyatakan dalam besarnya sudut dari bidang horisontal

- Membutuhkan kestabilan yang cukup selama penambangan berlangsung (yang harus dianalisa secara cermat) dengan sifat fisik :

1.      Kekuatan batuan

2.      Patahan, kekar, resapan air

3.      Data geologi lain

- Sangat stabil pada , 45o

- Dianalisa melalui berbagi sudut kemiringan

- Tinggi rendahnya BESR sangat dipengaruhi oleh:

1.      Kadar logam yang akan ditambang

2.      Harga logam dipasaran

                           Kesimpulan :

Kenaikan harga logam dipasaran dapat mengakibatkan perluasan tambang sehingga cadangan bisa diperbesar dan begitupun sebaliknya.

  



ULTIMATE PIT DEFINITION



            Metode  dibedakan berdasarkan ukuran endapan yang terdiri dari :

1.      Kualitas data

2.      Asumsi-asumsi dan program komputer

3.      Kuantitas data

Langkah pertama:

Penentuan batas open pit yang ditetapkan dari :

- Jumlah bijih yang akan ditambang

- Persen metal

- Jumlah OB yang akan dipindahkan

Ukuran, geometri dan lokasi dalam ultimate pit sangat penting untuk rencana daerah penimbunan, tanah buangan , tailing ore, jalan masuk tambang, lokasi pabrik pengolahan dan semua sarana lainnya.

Rancangan ultimate pit sangat mempertimbangkan nilai endapan fisik dan ekonomi.

CROSS SECTION











  







           




No comments:

Post a Comment